Jumat, 15 Juni 2012

Hadits tentang menghafal Al Qur'an

Penghafan  Al Qur'an harus bisa menjadi cerminan yang padanya orang lain dapat melihat aqidah Al Qur'an, nilai - nilai yang terkandung didalamnya, etika - etika yang diajarkan Al Qur'an dan akhlaq yang di ajarkan oleh Al Qur'an. Hendaklah penghafal Al Qur'an membaca Al Qur'an dan ayat - ayat itu sesuai dengan perilakunya, jangan sampai ia membaca Al Qur'an namun ayat - ayat Al Qur'an justru melaknatnya.
Dari Abdullah bin Amru mengatakan bahwa Rosululloh SAW bersabda :
"Barang siapa menghafal Al Qur'an, berarti ia telah memasukkan kenabian dalam dirinya, hanya saja Al Qur'an tidak diwahyukan langsung kepadanya. Tidak sepantasnya seorang penghafal Al Qur'an ikut marah bersama orang yang marah dan ikut bodoh bersama orang yang bodoh, sementara dalam dirinya ada hafalan Al Qur'an."
Ibnu Mas'ud RA berkata : penghafal Al Qur'an harus dikenal dengan malamnya pada saat manusi tidur, dan dengan siangnya saat manusia tertawa, dengan diamnya saat manusia bicara dan dengan khusyu'nya saat manusia sedang gelisah. Penghafal Al Qur'an harus tenang dan lembut, tidak keras, tidak sombong, tidak berkata kasar dan tidak cepat marah."
Ibnu Mas'ud, seolah - olah sedang berbicara dengan dirinya sendiri, karena Beliau adalah salah seorang imam penghafal Al Qur'an dan Beliau menjadi orang yang betul - betul sesuai dengan predikat penghafal Al Qur'an. Ibnu Mas'ud juga mengecam kepada orang yang hanya menjadikan kegiatan mempelajari Al Qur'an sebagai amalnya namun mereka tidak mengamalkan isinya.
Fudhail bin 'Iyadh (seorang zahid yang sangat terkenal) berkata : Seorang penghafal Al Qur'an harus tidak butuh kepada orang lain, tidak kepada para khalifah dan tidak pula kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Sebaliknya, seorang penghafal Al Qur'an harus menjadi tumpuan kebutuhan bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar