Selasa, 26 Juni 2012

Do'a Malaikat dan Laknat Al Qur'an

Sebagian ulam salaf berkata,"Ada seorang hamba yang saat memulai membaca satu surah Al Qur'an, maka Malaikat akan terus berdoa baginya hingga ia selesai membacanya. Dan ada orang yang membaca satu surah Al Qur'an namun Malaikat terus melaknatnya hingga ia selesai membacanya." Seseorang bertanya padanya,"Mengapa bisa terjadi hal yang demikian itu?" Ia menjawab,"Jika ia menghalalkan apa yang dihalalkan Al Qur'an dan mengharamkan apa yang diharamkan Al Qur'an maka Malaikat akan terus berdoa baginya, namun jika sebaliknya yang ia lakukan maka Malaikat akan terus melaknatnya."
Sebagian ulama berkata,"Ada seseorang yang membaca Al Qur'an dan ia sedang melaknat dirinya sendiri dengan tanpa sadar. Ia membaca "alaa la'natulloh 'alazhzholimiin"(sesungguhnya laknat Alloh diberikan kepada orang - orang yang zholim) sementara ia adalah orang yang zholim. dan ia membaca "alaa la'natulloh 'alal mukdzibiin" (sesungguhnya laknat Alloh ditimpakan kepada para pendusta) sedangkan ia termasuk orang yang mendustakannya.
Inilah makna perkataan Anas bin Malik RA : ada orang yang membaca Al Qur'an dan Al Qur'an itu melaknatnya.
Al Hasan berkata : Kalian menjadikan bacaan Al Qur'an sebagai stasiun - stasiun dan menjadikan malam sebagai kendaraan yang kalian kendarai dan dengannya kalian melewati stasiun - stasiun itu, sementara orang - orang sebelum kalian jika melihat risalah - risalah dari Robb mereka, maka mereka segera mentadaburinya pada malam hari dan melaksanakannya pada siang harinya.
Maisarah berkata : Yang aneh adalah Al Qur'an yang terdapat dalam diri orang yang senang berbuat dosa. Keanehan itu terjadi karena Al Qur'an berada di satu lembah, sementara itu akhlak dan perilaku dirinya berada di lembah lain.
Abu Sulaiman Ad Darani berkata : Neraka Zabaniyah lebih cepat dimasuki oleh penghafal Al Qur'an yang melakukan maksiat kepada Alloh dibandingkan penyembah berhala saat melakukan maksiat kepada Alloh setelah membaca Al Qur'an.
Sebagian ulama berkata : Jika seorang anak Adam membaca Al Qur'an  kemudian ia berlaku buruk setelah itu ia kembali membaca Al Qur'an, maka Alloh berkata kepada orang itu,"Apa hakmu membaca firman-Ku sementara itu engkau berpaling dari-Ku?"
Itulah sebabnya para penghafal Al Qur'an dari kalangan shahabat, merekalah orang yang senantiasa berada dibarisan pertama saat shalat di Masjid, orang yang selalu berada di garis terdepan saat jihad dan menjadi orang yang pertama melakukan setiap kebaikan di tengah masyarakat, sehingga Al Qur'an yang dihafalnya senantiasa menjadi rahmat dalam kehidupannya.
Bagi yang ingin mendengarkan ceramah Pengajian Ust Trimo (Pengasuh Pondok Tahfizh "AFLAHA") silahkan download / klik di sini.

Senin, 25 Juni 2012

Download Gratis Ahmed Saoud

Berikut ini beberapa bacaan Surah Al Qur'an yang sangat merdu yang di bacakan oleh Ahmed Saoud

1. Surah Al Buruj
2. Surah At Thoriq
3. Surah Al A'la
4. Surah Al Ghasiyah
5. Surah Al Fajr

Bonus ceramah pengajian ust Trimo (Pengasuh Pondok Tahfizh Al Qur'an "AFLAHA") klik disini

Minggu, 24 Juni 2012

Pengajian Lucu Ust Trimo





Selain video di atas, kami juga sertakan disini rekaman pengajian Al Qur'an yang disampaikan oleh Ustadz Trimo yang terkenal sebagai Ustadz Humoris, Beliau adalah Pengasuh Pondok Tahfizh AFLAHA. Isi ceramahnya juga renyah, ada sisipan Pengajian Lucu di dalamnya dan juga penuh makna. Selamat mendengarkan dan semoga bermanfaat. Untuk men download nya silahkan klik disini.

Jumat, 15 Juni 2012

Hadits tentang menghafal Al Qur'an

Penghafan  Al Qur'an harus bisa menjadi cerminan yang padanya orang lain dapat melihat aqidah Al Qur'an, nilai - nilai yang terkandung didalamnya, etika - etika yang diajarkan Al Qur'an dan akhlaq yang di ajarkan oleh Al Qur'an. Hendaklah penghafal Al Qur'an membaca Al Qur'an dan ayat - ayat itu sesuai dengan perilakunya, jangan sampai ia membaca Al Qur'an namun ayat - ayat Al Qur'an justru melaknatnya.
Dari Abdullah bin Amru mengatakan bahwa Rosululloh SAW bersabda :
"Barang siapa menghafal Al Qur'an, berarti ia telah memasukkan kenabian dalam dirinya, hanya saja Al Qur'an tidak diwahyukan langsung kepadanya. Tidak sepantasnya seorang penghafal Al Qur'an ikut marah bersama orang yang marah dan ikut bodoh bersama orang yang bodoh, sementara dalam dirinya ada hafalan Al Qur'an."
Ibnu Mas'ud RA berkata : penghafal Al Qur'an harus dikenal dengan malamnya pada saat manusi tidur, dan dengan siangnya saat manusia tertawa, dengan diamnya saat manusia bicara dan dengan khusyu'nya saat manusia sedang gelisah. Penghafal Al Qur'an harus tenang dan lembut, tidak keras, tidak sombong, tidak berkata kasar dan tidak cepat marah."
Ibnu Mas'ud, seolah - olah sedang berbicara dengan dirinya sendiri, karena Beliau adalah salah seorang imam penghafal Al Qur'an dan Beliau menjadi orang yang betul - betul sesuai dengan predikat penghafal Al Qur'an. Ibnu Mas'ud juga mengecam kepada orang yang hanya menjadikan kegiatan mempelajari Al Qur'an sebagai amalnya namun mereka tidak mengamalkan isinya.
Fudhail bin 'Iyadh (seorang zahid yang sangat terkenal) berkata : Seorang penghafal Al Qur'an harus tidak butuh kepada orang lain, tidak kepada para khalifah dan tidak pula kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Sebaliknya, seorang penghafal Al Qur'an harus menjadi tumpuan kebutuhan bagi orang lain.

Kamis, 07 Juni 2012

Hadits tentang Hukum Melupakan Al Qur'an

As Suyuti berbicara tentang hukum melupakan Al Qur'an, ia berkata : melupakan hafalan Al Qur'an adalah dosa besar, seperti dikatakan An Nawawi dalam kitab "Ar Raudhah" dan ulama lainnya dengan dalil hadits Abi Daud : "Dosa - dosa ummatku diperlihatkan kepadaku, dan aku tidak dapati dosa yang lebih besar dari dosa seseorang yang diberi ni'mat hafal Al Qur'an atau suatu ayat, kemudian ia melupakannya." (HR. Abu Daud)
Beliau juga meriwayatkan hadits sebagai berikut,"Siapa yang menghafal Al Qur'an namun kemudian melupakannya, maka ia akan bertemu Alloh pada hari kiamat dalam keadaan terserang penyakit sopak."(HR. Abu Daud)
Imam Tirmizi mengatakan bahwa hadits tersebut gharib atau dha'if. Ketika Imam Bukhari di tunjuki hadits tersebut, Beliau tidak mengetahuinya dan melihatnya sebagai hadits yang gharib, sedangkan hadits kedua dikomentari oleh Al Munziri : dalam sanadnya ada Yazid bin Abi Ziyad, ia tidak dapat dijadikan hujjah dan ia juga munqathi'
Jika hadits - hadits  yang dijadikan landasan orang yang mengatakan bahwa melupakan hafalan Al Qur'an adalah dosa besar telah jelas kelemahannya, maka yang tersisa adalah celaan terhadap tindakan melupakan hafalan Al Qur'an tersebut, akibat sang penghafal tidak rajin muroja'ah (mengulang - ulang) namun tidak sampai kepada keharaman apalagi dosa besar. Namun pendapat yang paling kuat adalah, hal tersebut (melupakan hafalan Al Qur'an) sebagai perkara yang makruh dengan sangat serta tidak pantas bagi seorang Muslim yang mendapat karunia sangat mulia ini (bisa menghafal Al Qur'an) menyia - nyiakannya hingga hilang dari ingatannya. Dengan demikian janganlah sampai seorang Muslim enggan menghafal Al Qur'an karena takut lupa dan dosa besar padahal bagi yang tidak menghafalnya justru tidak berdosa, tetapi marilah kita semua berusaha sekuat tenaga untuk menghafal Al Qur'an dan menjaganya karena begitu besar keutamaan yang Alloh berikan kepada orang - orang yang berusaha menghafal dan menjaga Al Qur'an sebagaimana yang telah kami sampaikan dalam tulisan terdahulu.